Bandung, NU Online
Udunan
(iuran) yang dilakukan secara berjamaah adalah hal yang lumrah
dilakukan masyarakat perdesaan. Namun, kebiasaan itu kian hari makin
terkikis. Pengurus Ranting NU Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari,
Kabupaten Bandung berupaya menghidupkan kembali kebiasaan itu.
PRNU
Cihawuk memiliki gerakan "gelar sorban" di setiap istigotsah keliling
di 22 masjid desa itu. “Gelar sorban” adalah iuran atau sedekah
seikhlasnya yang dilakukan jamaah yang hadir di setiap istigotsah.
Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Cucun Ahmad Syamsurijal
mengapresiasi adanya gerakan "gelar sorban" yang dilakukan warga desa
Cihawuk.
Ia menilai gerakan “gelar sorban” merupakan tradisi gotong-royong yang patut ditiru oleh desa-desa Kabupaten Bandung.
"Saya
mengapresiasi gerakan “gelar sorban” warga Cihawuk ini," ujarnya saat
hadir di Istighotsah Kebangsaan bersama Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama
Desa Cihawuk, Ahad (28/1).
Cucun menilai
tradisi gotong-royong seperti ini adalah ciri masyarakat Indonesia yang
perlu digalakkan kembali di tengah arus modernisasi yang berdampak pada
sikap individualistik.
"Saya apresiasi sekali dengan tradisi gelar sorban ini. Saya akan coba terapkan untuk daerah Ciparay," ujarnya.
Di
tempat yang sama, Shayid (31) Bendahara Ranting Nahdlatul Ulama Desa
Cihawuk menyebutkan, “gelar sorban” telah mereka lakukan sejak delapan
bulan ke belakang, setiap acara istighotsah berlangsung.
"Setiap
acara istighosah, kami melakukan “gelar sorban”. Tujuannya, agar
terjadi partisipasi masyarakat untuk pembangunan masjid," ujarnya.
SUMBER : https://www.nu.or.id/