TUJUAN NU

BERLAKUNYA AJARAN ISLAM YANG MENGANUT FAHAM AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH UNTUK TERWUJUDNYA TATANAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN DEMI KEMASLAHATAN, KESEJAHTERAAN UMAT DAN DEMI TERCIPTANYA RAHMAT BAGI SEMESTA (PASAL 8 ANGGARAN DASAR NU)

PIMPINAN NU DARUNGAN MASA KHIDMAT 2023-2028

RAIS SYURIYAH: Ust. ABD. ROZAQ (PAKEMAN) dan KETUA TANFIDZIYAH: Ust. ABU HASAN TOYIB (LORKALI)

Sabtu, 30 Januari 2021

MENGENAL RAIS 'AM DARI MASA KE MASA (PBNU) 1. KH. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI

1 KH. MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI (RAIS AKBAR PBNU TAHUN 1926 SD 1947)



KH. Hasyim Asy'ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy'ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang terkenal dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yakin yang populer dengan sebutan Sunan Giri.

  Kiai Hasyim lahir dari pasangan Kiai Asy'ari dan Halimah pada hari Selasa kliwon tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12 Dzulqa'dah tahun 1287 H.

Kiai Hasyim dikenal sebagai tokoh yang haus pengetahuan agama (islam). Untuk merawat kehausannya itu, Kiai Hasyim pergi ke berbagai pondok pesantren yang terkenal di Jawa Timur saat itu. Tidak hanya itu, Kiai Hasyim juga menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mendalami islam di tanah suci (Makkah dan Madinah).

👆 Mula-mula, Kiai Hasyim belajar di pesantren Wonokoyo (Probolinggo), lalu berpindah ke pesantren Langitan (Tuban). Merasa belum cukup, Kiai Hasyim melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Pesantren Tenggilis (Surabaya), dan berpindah ke Pesantren Kademangan (Bangkalan), yang saat itu diasuh oleh Kiai Kholil.

👆Setelah dari pesantren Kiai Kholil, Kiai Hasyim melanjutkan di pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo) yang diasuh oleh Kiai Ya'kub.

Di Makkah, Kiai Hasyim berguru pada syaikh Ahmad Amin al-Attar, Sayyid Sultan bin Hashim, Sayyid Ahmad bin Hasan al-Attas, Syaikh Sa'id al-Yamani, Sayyid Alawi bin Ahmad al-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Abdullah al -Zawawi, Syaikh Salih Bafadal, dan Syaikh Sultan Hasim Dagastana, Syaikh Shuayb bin Abd al-Rahman, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Rahmatullah, Sayyid Alwi al-Saqqaf, Sayyid Abu Bakr Shata al-Dimyati, dan Sayyid Husayn al-Habshi yang saat itu menjadi multi di Mekkah. Selain itu, Kiai Hasyim juga menimba pengetahuan dari Syaikh Ahmad Khatib Minankabawi, Syaikh Nawawi al-Bantani dan Syaikh Mahfuz al-Tarmisi.

Beberapa ulama terkenal dari berbagai negara tercatat pernah belajar. Di antaranya adalah Syaikh Sa'd Allah al-Maymani (mufti di Bombay, India), Syaikh Umar Hamdan (ahli hadith di Makkah), al-Shihan Ahmad bin Abdullah (Syiria), KH. Abdul Wahhanb Chasbullah (Tambakberas, Jombang), KH R Asnawi (Kudus), KH. Dahlan (Kudus), KH. Bisri Syansuri (Denanyar, Jombang), dan KH. Saleh (Tayu).

Karya-Karya KH. Hasyim Asy'ari

At-Tibyan fi al-Nahy'an Muqatha'at al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan

Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam'iyyat Nahdlatul Ulama

Arba'ina Haditsan Tata'allaqu bi Mabadi 'Jam'iyyat Nahdlatul Ulama

Adab al-'Alim wa al-Muta'alim fi ma Yanhaju Ilaih al-Muta'allim fi Maqamati Ta'limihi

Rasalah Ahl aas-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadts al-Mauta wa Syuruth as-Sa'ah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bid'ah

Dan masih banyak lagi kitab karya beliau.

 

#REPOST LDNU KAB KEDIRI