TUJUAN NU

BERLAKUNYA AJARAN ISLAM YANG MENGANUT FAHAM AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH UNTUK TERWUJUDNYA TATANAN MASYARAKAT YANG BERKEADILAN DEMI KEMASLAHATAN, KESEJAHTERAAN UMAT DAN DEMI TERCIPTANYA RAHMAT BAGI SEMESTA (PASAL 8 ANGGARAN DASAR NU)

PIMPINAN NU DARUNGAN MASA KHIDMAT 2023-2028

RAIS SYURIYAH: Ust. ABD. ROZAQ (PAKEMAN) dan KETUA TANFIDZIYAH: Ust. ABU HASAN TOYIB (LORKALI)

Senin, 19 Maret 2018

MENGENANG: TIGA PESAN KH MAS SUBADAR SEBELUM MENGHEMBUSKAN NAPAS TERAKHIR



Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhammad Subadar atau yang sering disapa KH Mas Subadar meninggalkan pesan sebelum mengehembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (30/7/2016). Pesan tersebut disampaikan saat ia menjalani perawatan di Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya. "Beliau sebenarnya ke Surabaya tidak dalam rangka opname, melainkan untuk menghadiri temu alumni santri se Madura di Bangkalan. Tapi sebelum ke Bangkalan mampir periksa. Ternyata perlu ada yang diperdalam," kata menantu almarhum yang juga Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin, Sabtu malam. (Baca juga: Rois Syuriah PBNU KH Mas Subadar Meninggal Dunia) Karena harus menjalani perawatan, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Besuk, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur itu tidak jadi menghadiri temu alumni santrinya. Namun, almarhum menyempatkan diri untuk menyampaikan pesan melalui telpon. "Pesannya agar anak-anak santri tetap menjaga kesantriannya. Jangan sampai hilang kesantriannya," kata pria yang biasa disapa Gus Ipong itu. Selain itu, almarhum berpesan kepada semua santri untuk mendidik anak-anaknya ala santri. "Kamu mendidik anak kamu dengan ala santri dan jaga ibadah," sambung Gus Ipong menirukan almarhum. Advertisment KH Mas Subadar juga menyampaikan pesannya yang berkaitan dengan paham ahlussunnah wal jamaah yang dianut warga NU. Almarhum berpesan supaya warga NU selalu menjaga paham tersebut. Almarhum juga meminta supaya gairah warga NU kembali ke gairah NU pada saat kepemimpinan KH Hasyim Asyari. "Beliau menginginkan bagaimana NU pada zaman Mbah Hasyim Asyari," ujar Gus Ipong. Adapun KH Muhammad Subadar menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (30/7/2016) sekitar pukul 19.43 WIB. Rois Syuriah PBNU itu meninggal di kediamannya usai menjalani perawatan di Surabaya. Kyai kelahiran 1942 itu awalnya dirawat di Graha Amerta RSUD Dr Soetomo, lalu dipindah ke RS Darmo Surabaya. Kemudian almarhum meminta dipulangkan, meskipun proses perawatan belum selesai. KH Muhammad Subadar kemudian meninggal setelah tiba di kediamannya. Almarhum rencananya dimakamkan pada Minggu (31/7/2016) pukul 13.00 WIB di kompleks pemakaman keluarga.

SUMBER : https://regional.kompas.com