7⃣ KH Moh. Ilyas Ruhiat (Rois' Amm 1992 sd 1999)
❤️
Beliau bernama KH Moh. Ilyas Ruhiat, seorang ulama NU yang lahir di Cipasung,
Tasikmalaya pada 12 Rabiul Awal 1352 atau bertepatan dengan 31 Januari 1934.
❤️
Beliau adalah pengasuh kedua Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya,
Jawa Barat.
❤️
Sejak kecil hingga dewasa, ia mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya
langsung, KH Ruhiat yang merupakan perintis Pondok Pesantren Cipasung.
👆Ulama yang biasa dipanggil Ajengan
Ruhiat ini adalah pejuang di era kemerdakaan dan termasuk pelopor masyarakat
Tasikmalaya dalam menghadang penjajah Belanda.
❤️
Kecerdasan dan ketegaran Ajengan Ilyas tersebut kemudian menjadi modal dalam
memperjuangan masyarakat Cipasung.
👆Karena itu, ketika Ajengan Ruhiat
merasa sakitnya semakin parah, ia pun langsung dibaiat oleh ayahadanya tersebut
untuk meneruskan kepemimpinan Pesantren Cipasung pada 1980.
❤️
Karena itu, ajengan Ilyas saat berusia 20 tahun juga ikut ambil bagian dalam
upaya rembukan pertama pendirian organisasi Ikatan Pelajaran Nahdlatul Ulama
(IPNU).
❤️
Dalam Kongres Pertama IPNU pada 1954 di Malang, ia datang sebagai Ketua IPNU
Cabang Tasikmalaya.
❤️Dari
sinilah jiwa organisasinya mencuat tak pernah surut. Sejak 1985, ia pun
mendapat amanah sebagai Rais Syuriah NU Jawa Barat. Sebelumnya, dia juga pernah
menduduki jabatan A’wan Syuriah PBNU.
❤️ Di
bawah kepemimpinan Ajengan Ilyas, Pesantren Cipasung pun menjadi salah satu
pesantren yang besar dan penuh prestasi. Terlebih ketika Ajengan Ilyas terpilih
sebagai pelaksana harian Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam
Munas yang diselenggarkan di Lampung pada 1992.
❤️
Beliau menjadi satu-satunya orang Sunda yang pernah menduduki puncak
kepemimpinan NU tersebut.
❤️
Pada 1994, Ajengan Ilyas kemudian terpilih lagi untuk kedua kalinya sebagai
Rais Aam PBNU dalam muktamar yang diselenggarakan di pesantrennya sendiri.
❤️
Dalam kepemimpinan NU, jabatan Rais Aam PBNU bukan sembarang jabatan. Karena,
yang bisa menduduki posisi tersebut hanyalah kiai-kiai kharismatik dan
benar-benar menjadi panutan umat.
❤️
Terpilihnya sebagai Rais Aam hingga dua kali itu menunjukkan bahwa Ajengan
Ilyas sangat dihormati oleh para kiai NU saat itu.
❤️
Ajengan Ilyas memiliki prinsip hidup untuk selalu mengabdi dan berjuang lewat
organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan Hadrastus Syekh KH. Hasyim
Asy’ari. “Hidup saya hanya untuk mengajar dan mengabdi di NU,” kata Ajengan
Ilyas suatu ketika.
👆 Kalimat itu bukan kata-kata kosong,
tapi sudah dibuktikan dengan sepak terjangnya di NU. Bahkan, Ajengan Ilyas penah
mencoba berkontribusi untuk NU lewat jalur politik. Dalam Pemilu 1971, ia
pernah menjadi calon legislatif nomor urut satu dari Partai NU untuk DPRD
tingkat I.
❤️Sikapnya
yang santun dan selalu ramah sudah menjadi pembawaan pribadinya di mana pun dan
kapanpun.
👆Ajaran-ajaran kitab kuning atau
kitab klasik yang dikarang para ulama terdahulu ikut memperkuat apa yang sudah
menjadi pembawaan pribadinya tersebut.
❤️
KH. Muhammad Ilyas Ruhiat wafat pada 18 Desember 2007 di rumahnya, di Cipasung,
Tasikmalaya.
#REPOST
LDNU KAB KEDIRI